KTT Ketujuh Tiga Kepala Negara Penjamin Proses Astana

Indonesian Radio 9 views
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketujuh Tiga Kepala Negara Penjamin Proses Astana berlangsung pada Selasa malam, 19 Juli 2022 di Aula Pertemuan Kepala Negara di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

KTT ini melibatkan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran, Rusia dan Turki telah menggunakan proses yang disebut sebagai "Proses Perdamaian Astana" untuk mengakhiri lebih dari 11 tahun konflik di Suriah. Iran dan Rusia mendukung pemerintah legal Bashar al-Assad, namun Turki mendukung beberapa kelompok penentang pemerintah Suriah.

KTT tersebut dilanjutkan dengan jumpa pers besama. Dalam konferensi pers ini, Presiden Iran mengatakan, kedaulatan Suriah adalah garis merah. Kehadiran ilegal Amerika Serikat (AS) di Suriah adalah penyebab ketidakstabilan di negara ini.

"Kami menyatakan dukungan kami untuk solusi politik di Suriah dan perang melawan terorisme. Tekanan ekonomi dan sanksi telah membuat situasi di Suriah semakin rumit. Mengirim bantuan ke Suriah untuk menekan pemerintah negara itu tidak akan menjamin stabilitas Suriah," tegasnya.

Sementara Presiden Rusia Putin mengatakan, dengan pertemuan ini, kami memiliki kesempatan untuk secara aktif bernegosiasi guna memastikan stabilitas di Suriah.

"Berkat kerja sama melalui proses Astana, tingkat kekerasan di Suriah telah menurun dan kami memiliki proses politik. Kami memiliki langkah-langkah untuk negosiasi politik bahwa Suriah dapat menentukan masa depannya tanpa campur tangan asing. Adalah penting bahwa Suriah siap untuk perjanjian ini. Kami prihatin dengan daerah-daerah yang berada di luar kendali pemerintah Suriah. Amerika mencuri sumber daya alam Suriah," kata Putin.

Dalam jumpa pers tersebut, Presiden Turki mengatakann, kami telah memutuskan untuk melawan semua kelompok teroris.

"Kelompok teroris masih aktif di Suriah dan melakukan operasi terorisme. Setiap orang seharusnya tidak mengharapkan Turki untuk tetap diam terhadap kelompok teroris. Turki memahami kekhawatiran Anda yang jelas tentang Idlib dan sedang mencari solusi mendasar. Kami fokus pada solusi politik dan diplomatik untuk menyelesaikan krisis Suriah. Dalam situasi ini, kita harus bersama. Perdamaian di Idlib adalah hasil dari negosiasi yang terjadi di antara kami," ujar Erdogan. (RA)

Add Comments