Perbatasan Turki yang Keras dan Tidak Ramah Bagi Pengungsi Afghanistan

Indonesian Radio 33 views
Bahkan sebelum adegan mengerikan minggu lalu di bandara Kabul, ribuan warga Afghanistan telah melarikan diri melalui darat ke Turki. Namun mereka didorong mundur.

"Turki tidak dapat menanggung beban gelombang migran baru dari Afghanistan," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Hal itu disampaikannya setelah pembicaraan dengan rekannya dari Jerman, terkait kekhawatiran akan gelombang migran baru setelah pengambilalihan Taliban.

“Sebagai Turki, kami telah cukup melaksanakan tanggung jawab moral dan kemanusiaan kami terkait migrasi,” kata Cavusoglu, berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Peristiwa di Afghanistan telah memicu kekhawatiran di Uni Eropa akan terulangnya krisis pengungsi 2015, di mana hampir satu juta orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah dan sekitarnya menyeberang ke Yunani dari Turki sebelum melakukan perjalanan ke utara ke negara-negara kaya.

Untuk membendung arus pengungsi, UE mencapai kesepakatan dengan Turki pada 2016 untuk menampung warga Suriah yang melarikan diri dari perang di negara mereka dengan imbalan miliaran euro untuk proyek pengungsi.

Cavusoglu mengatakan Eropa, serta negara-negara regional, juga akan terpengaruh jika migrasi dari Afghanistan berubah menjadi krisis dan pelajaran harus dipetik dari krisis pengungsi Suriah.

 

Add Comments